Motivasi

Mengenal Kanker Darah



Definisi
Apa itu kanker darah?
Leukemia atau kanker darah adalah penyakit neoplastik yang beragam, ditandai oleh produksi secara tak normal (transformasi maligna) dari sel-sel pembentuk darah di sumsum tulang dan jaringan limfoid. Sel-sel normal di dalam sumsum tulang belakang digantikan oleh sel abnormal. Sel abnormal ini keluar dari sumsum dan dapat dijumpai di dalam darah perifer atau sel darah tepi. Sel leukemia sangat mempengaruhi pembentukan sel darah normal (hematopoiesis) dan imunitas tubuh penderita.

Seberapa umumkah kanker darah?
Kasus Leukemia banyak terjadi pada kelompok usia anak kurang dari 15 tahun. Jenis leukemia yang terjadi pada kelompok usia anak adalah Leukemia Limfositik Akut (LLA), Leukemia Mielositik Akut (LMA), Leukemia Limfositik Kronis (LLK), dan Leukemia Mielositik Kronis (LMK). Proporsi besar kejadian kanker pada kelompok usia anak adalah 32% dan 74% dari kelompok usia anak tersebut terdiagnosis 2 leukemia. Tahun 1994, insidensi kejadian Leukemia di Amerika adalah 31,8 per 1.000.000 kelahiran hidup.

Tanda- tanda dan gejala

Apa saja tanda-tanda dan gejala kanker darah?

Beberapa gejala kanker darah yang umum muncul dan sebaiknya Anda cermati, antara lain:
1.      Demam
2.      Sakit kepala / pusing yang datang tiba-tiba.
Hal ini dikarenakan aktivitas sel kanker yang menghimpit saraf kerja otak, dimana sel kanker tersebut masuk ke dalam otak melalui sumsum tulang belakang.
3.      Berat badan menurun
Akibat proses penyerapan gizi yang tidak stabil karena adanya gangguan sel kanker yang menyerang organ-organ pencernaan.
4.      Anemia
Penderita akan menampakkan cepat lelah, pucat dan bernafas cepat (sel darah merah dibawah normal menyebabkan oksigen dalam tubuh berkurang, akibatnya penderita bernafas cepat sebagai kompensasi pemenuhan kekurangan oksigen dalam tubuh).
5.      Perdarahan
Ketika Platelet (sel pembeku darah) tidak terproduksi dengan wajar karena didominasi oleh sel darah putih, maka penderita akan mengalami perdarahan dijaringan kulit (banyaknya bintik merah lebar/kecil dijaringan kulit).
6.      Terserang Infeksi
Pada Penderita Leukemia, sel darah putih yang diterbentuk adalah tidak normal (abnormal) sehingga tidak berfungsi semestinya.
7.      Nyeri Tulang dan Persendian
8.      Nyeri Perut
9.      Pembengkakan Kelenjar
10.  Kesulitan Bernafas (Dispnea)
Penderita mungkin menampakkan gejala kesulitan bernafas dan nyeri dada, apabila terjadi hal ini maka harus segera mendapatkan pertolongan medis.

Penyebab
Apa penyebab Leukimia?
Penyebab leukemia sampai saat ini belum diketahui secara pasti, akan tetapi menurut penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya ada beberapa faktor
risiko tertentu yang diduga dapat meningkatkan risiko terjadinya leukemia, yaitu :

1. Faktor Internal
Faktor internal meliputi, usia anak saat terdiagnosis, jenis kelamin anak, urutan kelahiran anak, berat anak lahir, usia ibu saat mengandung anak, usia ayah ketika ibu mengandung anak, riwayat keguguran ibu, dan riwayat pemberian ASI kepada anak. Berikut penjeasannya:
a)      Jenis kelamin anak
Kejadian leukemia banyak terjadi pada anak laki-laki dibanding anak perempuan dengan rasio 10:3. Laki-laki lebih berisiko 3 kali terkena leukemia daripada perempuan.
b)      Urutan kelahiran anak
Urutan lahir anak dengan kategori anak pertama dalam keluarga memilikiterhadap kejadian kanker anak yaitu leukemia
c)      Berat anak lahir
Anak dengan berat bayi lahir ≥3.500 gram memiliki risiko 8,99 kali lebih tinggi untuk terkena leukemia dibanding anak dengan berat lahir normal dan rendah
d)      Usia ibu saat mengandung anak
Usia ibu saat mengandung anak berperan menjadi faktor risiko leukemia. Ibu dengan usia ≥35 tahun memiliki risiko 1,5 kali lebih tinggi untuk anak terkena leukemia dibanding ibu dengan usia 20-34 tahun
e)      Usia ayah ketika ibu mengandung anak
Usia ayah ketika ibu mengandung anak juga berperan menjadi factor risiko leukemia. ayah dengan usia ≥35 tahun memiliki risiko 1,55 kali lebih tinggi untuk anak terkena leukemia dibanding ayah dengan usia <35 tahun
f)       Riwayat keguguran pada ibu
Ibu yang pernah mengalami keguguran sebelum kelahiran anak memiliki risiko anak dengan leukemia 2,19 kali lebih tinggi untuk dibanding ibu yang tidak memiliki riwayat keguguran
g)      Riwayat pemberian ASI kepada anak
Ibu yang tidak memberikan ASI pada anak sebagai makanan pokok utama pada usia bayi (0-1 tahun) menjadikan anak berisiko 1,22 kali lebih tinggi untuk terkena leukemia dibanding anak yang mengkonsumsi ASI pada masa bayi

2. Faktor Lingkungan
Meliputi paran radiasi, paparan insektisida rumah tangga, dan perilaku merokok orang tua.
a)      Paparan radiasi sutet
Rumah yang dekat dengan sumber radiasi seperti sutet, ataupun sering terpapar radiasi seperti radiasi ultraviolet menjadikan Anak memiliki risiko 4,73 kali lebih tinggi untuk terkena leukemia dibandingkan dengan anak yang tidak memiliki paparan radiasi
b)      Paparan insektisida rumah tangga
Penggunaan insektisida rumah tangga seperti penggunaan obat nyamuk dapat menjadi faktor risiko terjadinya leukemia anak. Seperti hasil yang telah dikemukakan dalam penelitian bahwa anak dengan riwayat penggunaan insektisida rumah tangga memiliki risiko 5,25 kali lebih tinggi untuk terkena leukemia dibandingkan dengan anak yang tidak memiiki paparan insektisida
c)      Perilaku merokok orang tua
Orang tua yang memiliki perilaku merokok memberikan kontribusi dalam terjadinya leukemia anak. Polusi dari hasil pembakaran memiliki beberapa unsur bahan kimia berbahaya yang dapat menimbulkan kejadian kanker terutama leukemia pada anak. Hasil penelitian menyatakan bahwaorang tua yang memiliki perilaku merokok memiliki risiko 1,08 kali lebih tinggi untuk anak terkena leukemia dibandingkan anak dengan orang tua tidak merokok

Diagnosis Leukimia
Ada beberapa tes yang dapat dilakukan untuk mengetahui apakah di dalam tubuh telah terdapat penyakit leukimia :
1.      Cek Darah Lengkap : sampel darah akan dikumpulkan dan diperiksa untuk mengetahui jumlah sel darah merah, trombosit, sel darah putih, dan akan adanya sel leukimia.
2.      Aspirasi Dan Biopsi Tulang : merupakan prosedur untuk mengumpulkan darah sumsum tulang dan potongan bagian kecil tulang dengan bantuan anestesi lokal. Proses ini mungkin akan memakan waktu sekitar 30 menit. Sampel sumsum tulang yang telah diambil akan diperiksa dan dievaluasi oleh ahli patologi untuk mengetahui adanya sel leukimia dan klasifikasinya. Pasien perlu terbaring dengan terlentang selama beberapa ja setelah prosedur dilakukan.
3.      Uji Molekuler Atau Uji Kromosom : merupakan tes khusus yang dilakukan pada perifer darah dan sampel darah dari sumsum tulang untuk mendeteksi adanya perubahan yang tidak normal pada kromosom atau DNA yang memungkinkan munculnya sel leukimia.
4.      Biopsi Kelenjar Getah Bening : bagian kecil dari suatu jaringan akan diambil untuk diperiksa melalui mikroskop, biasanya digunakan untuk diagnosis CLL (Chronic Lymphocytic leukemia (CLL)
5.      Studi Pencitraan : misalnya Tomografi Emisi Positron / Tomografi Terkomputasi. Tes ini diperlukan untuk mengevaluasi beberapa jenis leukimia (misalnya CLL).
6.      Pungsi Lumbal : digunakan dalam evaluasi keterlibatan penyakit di sistem saraf pusat. Pasien perlu berbaring telungkup selama beberapa jam setelah prosedur dilakukan.
Dokter juga bisa melakukan beberapa tes kesehatan tambahan untuk menentukan kesehatan umum pasien dan penyebaran penyakit.

Comments