Motivasi

Mengenal Kanker Kolon


Definisi
Tau kah kalian apa itu kanker kolon?
Kanker kolorektal merupakan Kanker kolorektal adalah suatu keganasan dari sel epitel kolon atau rektum salah satu jenis kanker yang terjadi pada mukosa kolon di mana penyakit ini mempunyai angka morbiditas dan mortalitas yang tinggi.( Wahyuni dkk, 2013)
Berapa angka kejadian kanker kolon?
Berdasarkan studi epidemiologi dilakukan oleh Haggar, et al1 tahun 2009 dikatakan bahwa jumlah insiden kanker kolorektal di dunia mencapai 9% dari semua jenis kanker. Berdasarkan data dari World Cancer Research Fund International (WCRF)2 tahun 2008 kanker kolorektal menempati peringkat ketiga setelah kanker paru dan kanker payudara sebagai kanker dengan frekuensi terbanyak dengan 1,2 juta kasus baru. Data World Health Organization (WHO)3 tahun 2008 menempatkan kanker kolorektal pada urutan keempat setelah kanker paru, kanker lambung dan kanker hati sebagai penyebab kematian akibat kanker dengan 608.000 kematia
Di Indonesia sudah mulai banyak data mengenai angka kejadian Kanker kolorektal. Menurut Profil Kesehatan Indonesia tahun 2008, kanker kolorektal di Indonesia berada pada peringkat 9 dari 10 peringkat utama penyakit kanker pasien rawat inap di seluruh rumah sakit di Indonesia dengan jumlah kasus sebanyak 1.810 dengan proporsi proporsi sebesar 4,92%.9 Berdasarkan data Rumah Sakit Kanker Dharmais10 tahun 2010, kanker kolorektal masuk dalam 10 besar kanker tersering dimana kanker rektum menempati urutan keenam dan kanker kolon menempati urutan kedelapan. 

Tanda-Tanda dan Gejala
Cari tau yuk tanda-tanda dan gejala kanker kolon
Beberapa gejala kanker kolon yang umum muncul dan sebaiknya Anda cermati, antara lain:
·         Tinja dengan darah/bercak darah, Tinja berwarna hitam, tinja dengan lendir atau pendarahan dubur
·         Konstipasi(sembelit)/diare, berubahnya bentuk tinja(tipis dan panjang)
·         Kehilangan berat badan yang tidak jelas penyebabnya.
·         Nyeri diperut bagian bawah
·         Perasaan akan buang air besar yang tidak tuntas
·         Gejala fisik anemia: tangan dan kaki dingin, kelelahan, detak jantung cepat,sesak napas,pucat,pusing.
Mungkin masih ada gejala kanker kolon lainnya yang belum disebutkan di atas. Jika Anda memiliki kekhawatiran akan gejala tertentu, konsultasikanlah pada dokter.
Apa yang harus saya lakukan?
Jika Anda mengalami tanda atau gejala kanker kolon yang telah disebutkan di atas, atau memiliki pertanyaan apa pun, konsultasikanlah dengan dokter. Tubuh setiap orang bereaksi dengan cara berbeda. Selalu lebih baik mendiskusikan apa yang terbaik untuk keadaan Anda dengan dokter daripada berinisiatif mengatasinya sendiri.
Penyebab
Apa penyebab Kanker Kolon
Faktor Genetik
Sekitar 20% kasus Kanker Kolorektal  memiliki riwayat keluarga.
Keterbatasan Aktivitas dan Obesitas.
American Cancer Society menyarankan setidaknya aktivitas fisik sedang (e.g. jalan cepat) selama 30 menit atau lebih selama 5 hari atau lebih setiap minggu. Selain itu, kurangnya aktivitas fisik dapat menyebabkan kelebihan berat badan yang juga merupakan sebuah faktor yang meningkatkan risiko Kanker Kolorektal.

Diet
Individu yang mengkonsumsi daging merah yang dimasak pada temperatur tinggi dengan waktu masak yang lama dan individu yang mengkonsumsi sedikit buah dan sayur mempunyai faktor risiko Kanker Kolorektal yang lebih tinggi
     Vitamin 
   Beberapa studi menunjukkan bahwa individu dengan kadar vitamin D yang rendah dalam darah mempunyai risiko Kanker Kolorektal yang meningkat.
      
      Merokok dan Alkohol
Individu dengan rata-rata 2-4 porsi alkohol per hari selama hidupnya, mempunyai 23% risiko lebih tinggi Kanker Kolorektal.
6.     Radang usus 
      Kanker kolorektal berisiko tinggi menyerang penderita kolitis ulseratif atau penyakit Crohn.
7.      Riwayat penyakit.
   Seseorang dengan riwayat penyakit kanker atau polip kolorektal lebih berisiko terserang kanker kolorektal. Begitu juga seseorang dari keluarga yang pernah mengalami penyakit kanker atau polip kolorektal.
8.      Usia.
    Risiko Kanker Kolorektal akan meningkat seiring bertambahnya usia. Lebih dari 90% kasus kanker kolorektal dialami oleh seseorang berusia 50 tahun atau lebih.
Diagnosis
Diagnosis Kanker Usus Besar
Individu yang beresiko tinggi dan orang-orang yang mengalami gejala kanker usus besar disarankan untuk segera berkonsultasi dengan dokter.  Ada beberapa cara untuk mendiagnosis kanker usus besar.
Salah satu caranya adalah Kolonoskopi. Cara ini disebut sebagai metode terbaik untuk mendiagnosiskanker usus besar. Metode ini dilakukan dengan memeriksa saluran pencernaan bagian bawah. Dengan endoskopi video yang fleksibel, seluruh bagian usus besar serta terminal usus kecil bisa diperiksa dengan saksama. Tindakan pemeriksaan ini umumnya berlangsung selama 10 hingga 45 menit.
Kolonoskopi digunakan untuk memeriksa seluruh bagian usus besar. Sigmoidoskopi digunakan untuk memeriksa bagian akhir dari usus besar dan rektum. Kolonoskopi tidak hanya berguna untuk keperluan diagnosis. Dengan menggunakan peralatan aksesori yang berbeda, kolonoskopi bisa melakukan biopsi dan menerapkan prosedur pengobatan yang ditargetkan, seperti pengangkatan polip. Risiko dan Komplikasi Rasa tidak nyaman yang ringan, termasuk sakit perut dan distensi, umum terjadi. Komplikasi utama, termasuk perforasi, perdarahan, komplikasi jantung dan paru-paru, infeksi atau obstruksi usus akut jarang terjadi. Secara umum, tingkat risiko komplikasi utama adalah kurang dari 1%. Pasien harus segera meminta bantuan medis bila mereka merasakan sakit perut atau menemukan adanya darah di tinja setelah prosedur pengobatan yang dilakukan.
Pemeriksaan Barium Enema Barium enema merupakan prosedur sinar x khusus yang digunakan untuk melihat dan mempelajari usus besar. Ahli radiologi akan menerapkan barium melalui tabung yang dilumasi ke dalam rektum. Barium cair bertindak sebagai kontras warna yang menyoroti area tertentu di dalam tubuh. Aliran barium akan ditampilkan pada layar fluoroskop sinar x untuk menunjukkan adanya kelainan dari dinding usus besar bagian dalam. Pemeriksaan Rektal Dokter akan mengenakan sarung tangan berpelumas dan memasukkan jarinya ke dalam rektum pasien melalui anus dan meraba bagian dalamnya untuk melakukan pemeriksaan adanya daerah atau tumor yang bersifat tidak normal. Tes Okultisme Darah Tinja Perdarahan pada usus mungkin tidak terlihat secara fisik. Tes ini memeriksa kandungan darah yang tersembunyi dalam tinja. Jika tumor ditemukan, pasien mungkin perlu menjalani tes tomografi terkomputasi lebih lanjut dan tindakan pencitraan lainnya.




Comments